
Prodi PBA INAIFAS Adakan Seminar Nasional
Oleh: Asni Furoidah M.Pd.I (Dosen Pendidikan Bahasa Arab)
Hari Ahad 06 Februari 2022 kemarin, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab menyelenggarakan kegiatan seminar nasional bertajuk “Formulasi Pembelajaran Bahasa Arab Efektif & Sistematis” bertempat di Aula Kampus II INAIFAS.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh segenap mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab dan khalayak umum. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan kepada mahasiswa PBA bahwasanya pembelajaran bahasa Arab bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan di manapun.

Pemateri yang dihadirkan dalam seminar tersebut adalah Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag (Founder Metode Al-Bidayah), Nor Holis Bin Nafsah, B.Sc., M.Pd (Dosen PBA INAIFAS).
Dalam acara pembukaan, Bapak Fina Aunul Kafi, M.Pd.I selaku Kaprodi PBA menyampaikan bahwa selain kegiatan ilmiah juga sebagai Focus Group Disscusion (FGD) terhadap mahasiswa sebagai ajang peningkatan belajar bahasa Arab secara efektif dan sistematis. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat HMJ-PBA yang siap membantu mensuksekan acara seminar nasional ini.
Materi sesi pertama disampaikan oleh Dr. KH. Abdul Haris, M.Ag selaku Founder Metode Al-Bidayah, beliau lebih banyak memaparkan konsep pembelajaran bahasa Arab melalui metode al-Bidayah. Dalam hal ini beliau menyampaikan kepada mahasiswa bahwa metode Al-Bidayah adalah salah satu metode pembelajaran gramatikal bahasa Arab yang diterapkan di Pondok Pesantren Al-Bidayah yang berada di kecamatan Kaliwates, kabupaten Jember. Metode ini cenderung berbeda dengan metode pembelajaran bahasa Arab lainnya karena hasil inovasi langsung dari pengasuh pesantren tersebut. Metode ini mengutamakan peletakan bab dan materi yang berurut dengan tujuan memudahkan peserta didik dalam belajarnya. Karena banyak metode yang kita jumpai dengan peletakan meterinya yang tidak sesuai sehingga sangat sulit untuk dipahami dan akan membuat peserta didik malas dan bosan untuk mempelajarinya.
Metode ini sistematis. Sistematis dapat diterjemahkan dengan materi tentang kalimah/kata (isim, fiil dan huruf) baik terkait dengan definisi, ciri-ciri dan pembagiannya harus diajarkan terlebih dahulu secara tuntas sebelum mempelajari materi tentang irob, baik terkait dengan definisi, macam, jenis, marfuatul asma, manshubatul asma dan majrurotul asma harus terlebih dahulu dikuasai secara tuntas sebelum masuk pada pembahasan jumlah. Mengabaikan urutan materi diatas berarti tidak sistematis. Kedua, sistematis dapat juga diterjemahkan dengan: materi pra-syarat yang harus diajarkan terlebih dahulu sebelum masuk pada materi inti. Tidak mengajarkan materi pra-syarat terlebih dahulu sebelum masuk pada materi inti berarti tidak sistematis.
Dalam prakteknya, beliau sering menyampaikan nasehat kepada pada santri dan muridnya Sempatkan waktumu untuk membaca! karena dengan membaca, pengetahuanmu akan bertambah. Selain itu beliau juga banyak menghasilkan karya tulis yang masyhur dikalangan pelajar dan mahasiswa diantaranya adalah Teori Dasar Nahwu & Sharf, Aplikasi Irab, Ringkasan Teori Dasar Ilmu Nahwu dan masih banyak lagi karya-karya beliau terkait pembelajaran bahasa Arab. Beliau juga membimbing langsung para santrinya dalam belajar bahasa Arab, karena guru senior lebih berpengalaman dalam bidang kelimuan.

Materi kedua disampaikan oleh Ustadz Nor Holis Bin Nafsah, B.Sc., M.Pd selaku dosen PBA INAIFAS. Beliau menceritakan pengalaman studi selama di Yaman. Beliau menyampaikan bahwa belajar bahasa Arab tidak harus dibangku kuliah saja, siapapun dan umur berapapun bisa belajar asalkan ada niat. Teringat ketika beliau bertemu salah seorang perempuan dengan pakaian yang menurutnya kekurangan bahan (feminim.red), beliau berkata dengan logat bahasa Arab Yamani yang menurut beliau sendiri agak sulit dan jauh berbeda pemaknaannya dari logat Arab lainnya. Namun ternyata si perempuan tadi mengerti dan faham apa yang dibicarakan oleh Ustdz Nor Holis tadi. Singkat cerita, ternyata si perempuan dengan pakaian feminim tadi adalah seorang TKW yang sudah lama bekerja di Yaman. Kemahiran berbicara bahasa Arab terbentuk dari pola kebiasaan yang harus dilakukan sebagai seorang TKW walaupun kemahiran itu tidak dibarengi dengan susunan gramatika bahasa dan komponen-komponen lainnya.
Di akhir pembicaraan, beliau menyampaikan sebuah keinginan atau impian yang belum terlaksana hingga saat ini yaitu membangun sebuah pondok atau kampung kecil yang dikhususkan untuk belajar bahasa Arab. Semoga niat baik ini dimaqbulkan oleh Allah SWT, amin.
Kegiatan ini mendapat apresiasi yang positif dari para mahasiswa, ini dilihat dari peserta yang bertanya dan memberikan komentar pada kegiatan tersebut. Dan peserta berharap kegiatan serupa bisa dilaksanakan kembali di lain waktu agar pemahaman bahasa Arab mereka semakin bertambah dan barokah.
Salam PBA Bravo!!